Active Search Results

Sabtu, 22 Desember 2012


10 Bahasa Terlangka Di Dunia
Berita Aneh - Bahasa memainkan peran besar dalam kehidupan setiap orang, meskipun kadang kita tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Bahasa adalah alat berkomunikasi yang nyata dibutuhkan. Bayangkan jika di dunia tidak ada bahasa, atau anda tidak menguasai sebuah bahasapun, atau semua orang disekitarmu berbahasa asing semua — hanya anda yang mengerti bahasa anda sendiri di dunia ini!.
PBB menyatakan bahwa rata-rata, sebuah bahasa lenyap setiap dua minggu. Di seluruh dunia, hampir 6.000-an bahasa terancam kepunahan. Bahasa ini dengan cepat menghilang karena alasan seperti mereka memakai bahasa tersebut mati, kemudian juga telah terintegrasi dengan bahasa lain. Faktanya bahwa ada bahasa-bahasa yang lebih menonjol daripada yang lain, dan di dunia sekarang ini orang memandang penting untuk mempelajari bahasa populer lainnya, sehingga melupakan bahasa aslinya. Sangat ngeri membayangkan bahwa kematian sebuah bahasa berarti kematian suatu budaya.

Dari 10 bahasa paling langka dan terancam punah dari seluruh dunia, tahukah anda bahwa bahasa yang hampir punah ini juga ada di Indonesia :


1. Chamicuro (Chamekolo, Chamicolo, Chamicura)

Seluruh dunia hanya ada 8 orang yang berbicara Chamicuro, menurut sebuah studi 2008. Bahasa ini umumnya digunakan di Peru dan saat ini dianggap kritis, karena sebagian besar dari orang-orang yang berbicara bahsa ini sudah tua-tua. Tidak ada lagi anak yang berbicara Chamicuro karena daerah ini telah menggunakan bahasa Spanyol sebgai bahasa harian mereka. Namun, mereka yang berbicara bahasa ini mampu mengembangkan sebuah kamus istilah mereka. Jika Anda ingin tahu bagaimana mengatakan beberapa hewan di Chamicuro, gunakan ini: kawali (kuda,) polyo (ayam,) Pato (bebek,) katujkana (monyet,) ma’nali (anjing,) mishi (kucing,) waka (sapi.)

2. Dumi (Dumi Bo’o, Bro Dumi, Lsi Rai, Ro’do Bo ‘, Sotmali)
Dumi, biasanya digunakan di daerah dekat sungai Tekan dan Rava, Nepal. Juga diucapkan di wilayah pegunungan Kabupaten Khotang yang terletak di Nepal timur. Ini adalah bahasa Kiranti, bagian dari rumpun bahasa Tibeto-Burman. Dengan hanya 8 orang berbicara itu di tahun 2007, bahasa ini dianggap kritis dan terancam punah.

3. Ongota / Birale
Pada tahun 2008, bahasa Ongota hanya dipakai oleh 6 orang penutur asli, semuanya sudah berusia lanjut. Hal ini membuat bahasa ini kritis dan terancam punah. Namun, tidak seperti kebanyakan bahasa yang menghilang, sebenarnya ada seorang profesor di Universitas Addis Ababa di Ethiopia yang melakukan studi bahasa Ongota. Dia menyimpulkan bahwa bahasa ini mengikuti struktur subyek, obyek, dan kata kerja. Ongota adalah bahasa Afro-Asia yang diucapkan di Ethiopia di tepi barat Sungai Weito di sebuah desa kecil.

4. Liki (Moar)
Liki adalah bahasa kritis yang diucapkan di luar kepulauan pantai utara Sarmi, Kabupaten Jayapura, dan Kecamatan Sarmi (?) , yang semuanya berada di Indonesia. Pada tahun 2007, studi menunjukkan bahwa hanya 5 orang berbicara bahasa tersebut. Di masa lalu, bahasa ini dituturkan oleh para pejabat gereja lokal yang tinggal di wilayah tersebut. Bahasa ini berasal dari gabungan bahasa Austronesia, Malayo-Polynesia, Timur Tengah, Timur Malayo-Polynesia, Kelautan, Barat Kelautan, North New Guinea, Sarmi-Jayapura Bay, dan Sarmi.

5. Tanema (Tanima, Tetawo)
Di Kepulauan Solomon, bahasa Tanema ini pernah digunakan di tempat-tempat seperti Pulau Vanikolo, Temotu Propinsi dan di sebuah desa Emua. Saat ini, bahasa ini hanya dituturkan oleh 4 orang saja menurut penelitian pada tahun 2008. Tanema adalah bahasa campuran Austronesia dan juga Melayu-Polinesia Tengah-Timur, dan Kelautan. Banyak dari mereka yang pernah berbicara Tanema telah beralih ke bahasa Pijin atau Teanu, keduanya merupakan bahasa yang sangat populer di kawasan ini. Ingin belajar bahasa Tanema? Cobalah: wekini (untuk mengaktifkan), laro (berenang), la vamora (untuk bekerja), dan la munana (untuk berbaring.)

6. Njerep
Njerep Bantoid adalah bahasa yang diucapkan di Nigeria. bahasa ini pernah diucapkan di Kamerun tapi tidak lagi. Sekarang yang paling umum digunakan di dekat Mambila. Saat ini, bahasa Njerep telah digantikan oleh Mambila dengan dialek berbeda seperti Ba dan Mvop. Hanya ada 4 orang yang masih berbicara Njerep menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2007. Mereka yang berbicara dengan bahasa ini sudah berusia lanjut, sehingga dalam beberapa saat bahasa ini kemungkinan besar akan punah.

7. Chemehuevi
Chemehuevi, bahasa ini digunakan oleh Ute, Colorado, Southern Paiute, Utah, Arizona utara, bagian selatan Nevada, dan di Sungai Colorado, California. Sedangkan suku Chemehuevi meskipun masih ada namun jumlah orang yang fasih berbahasa ini sulit ditemukan. Sebuah studi pada tahun 2007 menunjukkan bahwa hanya 3 orang sepenuhnya berbicara bahasa ini dan semuanya orang dewasa. Jika Anda ingin membicarakan hal-hal alam di Chemehuevi, coba kata-kata seperti kaiv (gunung), hucip (laut), mahav (pohon), dan tittvip (tanah / tanah).



8. Lemerig (Pak, Bek, Sasar, Leon, Lem)
Bahasa yang digunakan di Vanuatu, sebuah pulau yang terletak di bagian selatan Samudra Pasifik sekitar 1.000 kilometer sebelah timur Australia bagian utara, Lemerig menduduki peringkat 3. Lebih khusus, bahasa ini dituturkan di Pulau Lava Vanua. Bahasa yang hanya memiliki dua orang yang bisa berbicara lancar, menurut penelitian tahun 2008. Lemerig terdiri dari setidaknya empat dialek berbeda, yang semuanya mungkin sudah punah.

9. Kaixana (Caixana)
Kaixana adalah salah satu bahasa yang terancam punah kritis banyak yang ada saat ini. bahasa ini pernah digunakan di dekat tepi Sungai Japura, yang terletak di Brasil. Seiring waktu, pemukim Portugis mengambil alih wilayah itu. Pada satu ketika, hampir 200 orang berbicara dalam bahasa tersebut. Tapi, sebuah studi tahun 2006 menunjukkan bahwa hanya tinggal satu orang masih berbicara Kaixana, sehingga terancam kritis dan ditakdirkan untuk menjadi punah.

10. Taushiro (Pinche / Pinchi)

Taushiro, bahasa asli Peru, diucapkan di kawasan Sungai Tigre, Aucayacu Sungai, yang merupakan anak sungai Ahuaruna. Dikenal sebagai bahasa isolat, yang berarti tidak memiliki hubungan nyata dengan bahasa lain. Mereka yang berbicara bahasa ini biasanya hanya berhitung sampai sepuluh, menggunakan jari mereka. Sebagai contoh, untuk mengatakan “satu” di Taushiro, Anda akan berkata washikanto. Untuk mengatakan nomor di atas 10, Anda akan berkata “ashintu” dan menunjuk ke jari kaki Anda. Pada tahun 2008, sebuah studi yang dilakukan pada bahasa Taushiro menyimpulkan bahwa hanya satu orang yang lancar berbahsa ini. Bahasa ini telah terdaftar sebagai bahasa yang hampir punah.

Jumat, 20 Januari 2012

7 Fenomena Alam Yang belum Terpecahkan

1. Naga Fireballs
Bola naga ini terjadi setiap bulan Okboer di Sungai Mekong yang terletak di Vietnam. Fenomena ini kemudian di namai sebagai Naga Fireballs (beneran loh gan namanya ini bukan Dragon Fireballs, tapi Naga Fireballs, wew make bahasa indo nih ). Dan Ilmuwan-Ilmuwan terkemuka sepakat untuk menyatakan fenomena ini sebagai "just weird as shit."



Prosessnya seperti ini nih : Mulai dari bawah air, 10 dan 100 bola api bermunculan dari dasar sungai, terbang setinggi beberapa kaki lalu menghilang. Naga Fireballs ini dipertontonkan oleh Ribuan Pengunjung dalam negri maupun manca-negara.



2. Star Jelly
Pada saat jatuhnya meteor dari luar angkasa, 90% dari kejadian itu selalu menjatuhkan Star Jelly, tetapi kebanyakan orang mengatakan jika ubur-ubur luar angkasa yang telah terbelah-belah akibat tabrakan meteor.Ada banyak warga dari berbagai negara yang mengatakan akan kejadian aneh ini dan orang Jerman mengatakannya sebagai "Sternenrotz".




3. Blue Jets and Red Sprites
Fenomena yang aneh ini hanya dapat dilihat dari luar angkasa atou dengan pesawat (pesawat luar angkasa). Sprite dan Jet selalu muncul pada saat petir tiba. Sprite setiap waktu biasanya terlihat 50 miles dari permukaan, sedangkan Jet menyamabar langsung ketanah dari sumbernya.




4. Earthquake Lights
Pada tahun 372 SM, orang-orang sering melihat cahaya aneh di langit biru, dan setelah itu terjadi guncangan-guncangan atou gempa. Biasanya cahaya itu sering terlihat di Cina. Cahaya ini juga dilaporkan terlihata pada saat gempa di Peru.



5. Red Rain in Karela
Ketika agan melihat hujan pasti agan berkata "apakah kaos kakiku basah" atou "Apakah aku punya waktu untuk mengeringkan rambutku", tapi itu semua beda jika agan tinggal di Karela, India. Dari Juli hingga September karela mengalami pengalaman yang panjang, yaitu dihujani oleh air berwarna merah. (Walaupun sebenarnya pernah dihujani oleh hujan yang berwarna biru dan hitam, tapi merah lebih ekstreme). Hingga saat ini belom ada satupun ilmuwan yang dapat memecahkan fenomena aneh ini.





6. Raining Animals
Dari beberapa tahun, orang-orang telah melaporkan jika pernah dihujani oleh binatang dari langit di beberapa negara. Kodok telah dilaporkan pernah menghujani negara jepang, Cacing-cacing secara spontan tersebar di tanah dalam jumlah yang cukup banyak di Lousiana, Ikan-ikan berjatuhan di singapur dan California, bahkan ada beberapa yang mengatakan sapi-sapi datang dari langit.



7. Spontaneus Human Combustion
Spontaneous Human Combustion (SHC) adalah fenomena yang terjadi ketika seseorang terbakar secara tiba-tiba tanpa alasan apapun dan terpanggang seperti Popcorn gosong bahkan hingga abu. Dan pertanyaan aslinya adalah "What the hell is setting these people on fire" yang artinya "Neraka apa yang telah membakar orang-orang ini".



Teori dari SHC yang dikemukakan oleh Dr. Gavin Thurston adalah sebagai berikut :

* Dalam beberapa kondisi, tubuh akan membakar dirinya untuk membakar lemak-lemak yang tersimpan, yang tidak menghasilkan keruskana pada sekitarnya.
* Pembakarannya tidak secara langsung / spontan, tapi melalui panas yang berada di sekitar korban.
* Ini sering terjadi ketika tubuh korban sedang mengalami pertumbuhan melalui ramuan-ramuan (secara tidak sehat gan).
* Penyakit Flu / batuk dapat mencegah SHC.
Dari banyaknya penyelidikan Dr. Wilton Krogman membuat percobaan pada mayat manusia yang masih utuh untuk dibakar, dari percobaannya itu, didapatkan jika api yang panasnya 2500 derajat Fahrenheit tidak dapat membakar hingga abu dalam waktu singkat, melainkan 8 jam, dan hanya api sepanas lebih dari 4000 derajat Fahrenheit lah yang dapat membakar tulang-tulang hingga abu.