Active Search Results

Sabtu, 14 Desember 2013

Makan Di resto ini, Pelanggan bisa bayar sesuka hati..??


Sebuah restoran kecil di Provinsi Fujian, China, menawarkan konsep unik untuk pelanggannya, yakni dengan memberi keleluasaan kepada mereka untuk membayar apa yang mereka makan.

Para pelanggan dapat mengambil makanan apa pun yang disajikan restoran dan kemudian dibebaskan membayar sesuka hati mereka. Pemilik restoran ini berharap pengunjung dapat menafsir sendiri tentang harga sebenarnya dari makanan yang mereka ambil.

Restoran yang dibuka pada bulan Agustus lalu di pusat kota Fuzhou ini bernama Five Loaves and Two Fish. Nama restoran ini rupanya terinspirasi dari kisah Yesus yang memberi makan 5.000 orang dengan mengalikan ikan dan roti.

Menariknya lagi, pelanggan restoran ini juga diminta untuk mencuci piring dan mangkuk mereka sendiri setelah makan, dan menempatkan uang mereka di dalam sebuah kotak sebelum meninggalkan restoran.

Liu Pengfei adalah seorang desainer interior berusia 50 tahun yang menjadi investor utama untuk restoran unik ini. Ia mendapat ide tentang restoran ini setelah mendengar tentang proyek-proyek amal di beberapa negara.

"Konsep Five Loaves didasarkan pada kepercayaan," aku Liu kepada China Daily.

Meski konsep yang diajukan oleh Liu terdengar sangat menakjubkan, masalah yang ditakutkan oleh Liu dan timnya ternyata benar-benar terjadi. Menurut Peng Yong, koki dan salah satu investor di restoran tersebut, sekitar 20 persen pengunjung pergi tanpa membayar apa pun.

Menurut dia, restoran ini telah menelan kerugian hingga 250.000 yuan (Rp 493 juta). Padahal untuk biaya sewa tempat, Liu dan tim harus merogoh kocek 60.000 yuan (Rp 118 juta) per bulan. Meski telah menderita kerugian cukup besar, Liu rupanya tak ingin menyerah.

Liu tidak mengerti bagaimana seseorang bisa berjalan keluar tanpa membayar apa yang telah mereka makan.

"Ini tidak berarti Anda dapat makan dan minum secara gratis di sini, Anda hanya dapat membayar sesuka hati Anda," katanya." Kotak itu transparan, sehingga tak ada yang tahu seberapa banyak Anda membayar."

Liu sebetulnya tak keberatan, jika pelanggannya mengatakan secara jujur bahwa dia tidak punya uang untuk membayar makanannya. Sebab baginya, kejujuran adalah langkah pertama untuk membangun kepercayaan. Sikap optimis yang ditunjukkan oleh Liu harus diacungi jempol. Betapa tidak, Liu dan tim awalnya berencana ingin membuka restoran ini selama dua bulan saja. Namun pada kenyataannya, Liu telah menjalankan restoran ini selama tiga bulan dan juga telah menelan kerugian yang teramat besar.

Menurut Gan Mantang, seorang sosiolog di Universitas Fuzhou, Five Loaves and Two Fish adalah eksperimen dalam sosiologi. Liu sengaja tidak menunjukkan harga sebenarnya dari makanan yang dijual restonya, karena pengunjung mungkin saja meremehkan harga dari apa yang mereka makan.

Tidak ada komentar: